Bayang Software

Software | Games | Cheat | Anothers

Dilema Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Tengah Pandemi Covid-19 Di Indonesia

Nama : M. Kevin Fernanda      

Kelas : Manajemen 2 Pagi E     

NPM : 0119074111                   



 Usaha mikro kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk tahun 2019, UMKM memiliki kontributor penting terhadap produk domestic bruto (PBD). Di mana UMKM menyumbangkan 60% PBD dan berkontribusi 14 persen pada total ekspor nasional.

    Namun kini sector UMKM menjadi salah satu sektor yang terpuruk, akibat pandemi covid-19. Wabah ini melumpuhkan roda perekonomian dalam negeri, seiring tingginya ancaman terhadap masyarakat untuk kehilangan pendapatan rumah tangga, karena tidak dapat berkerja akibat maraknya pemutusan hubungan kerja pun kebijakan pembatasan social berskala besar (PSBB).

sumber : Good News Indonesia

    Pemerintahan tidak tinggak diam, kebijakan relaksasi kredit yang diberikan pemerintahan ditengah pandemic Covid-19, diharapkan bias membantu keberlanjutan usaha pelaku UMKM sehingga mampu bertahan menghadapi kondisi yang menantang seperti saat ini.

    Jika pada krisis sebelumnya tahun1998 dan 2008, UMKM masih punya daya tahan kuat, karena pada waktu yang terkena adalah sektor korporasi besar. Tapi sekarang sektor UMKM yang paling terkena.


Strategi UMKM di tengah pandemi Covid-19


    Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menata ulang strategi bisnis. Salah satunya Little Thougts Planner, yang mengubah lini bisnis dari jasa perencana pesta menjadi produsen pelindung muka atau face shield. Dalam seminar virtual atau webinar 'Kisah Sukses UMKM: Adaptasi & Inovasi di Tengah Pandemi' yang diselenggarakan Katadata, pendiri Little Thoughts Planner Ola Harika Rachman mengungkapkan, perubahan lini bisnis dilakukan agar usahanya tetap berjalan dan karyawannya tetap mendapat penghasilan. Promo dengan diskon signifikan, untuk membuat produk lebih bersaing dan dapat dibeli oleh konsumen yang daya belinya sedang turun; yang penting impas atau bisa menutup biaya (tak apa tidak ada untung); yang penting ada cash masuk.

    Berhemat: mengurangi jam operasi, musyawarah dengan pegawai terkait pengurangan gaji sementara waktu dikompensasi dengan penurunan beban kerja (salah satunya dengan menurunkan jam kerja), mengakses program pemerintah yang dapat membantu menurunkan beban biaya (misalnya ciciilan pinjaman, listrik, BPJS, pajak, dll).

    Membidik peluang lain yang ada di depan mata – shifting sementara –selama dapat mendatangkan arus pendapatan (contoh, tadinya jualan jus, jadi jualan buah mentah; tadinya jualan kopi, jadi jualan frozen food atau jahe merah atau ayam kampung bumbu frozen,: tadinya buat film layar lebar, jadi membuat video iklan untuk YouTube, dll) ; kolaborasi dengan UMKM lain menjual “paket parcel bersama” dan semacamnya harga promo.

 

 Bantu UMKM Indonesia di Tengah Krisis Pandemi COVID-19 


    Sektor UMKM Indonesia kian resah karena semakin lama omzet yang dihasilkan semakin menurun. UMKM yang dimaksud adalah penjual pulsa, pedagangan asongan, warung makan, hingga pedagang yang biasa berjualan di pasar. Dimasa pandemi ini, mereka mulai merasa kesulitan dalam menyeimbangkan arus kas. Termasuk memenuhi kebutuhan operasional produksi karena omzet yang didapat tidak sesuai harapan, bahkan sebagian UMKM sudah berada di ambang kritis dan merugi.

Cara sederhana yang bisa kamu terapkan di tengah krisis pandemi Covid-19 :

1.       - Beli kebutuhan di warung langganan

2.       - Beli makanan malalui ojek online

3.       - Beli pulsa di counter di pinggir jalan

4.       - Berikan trip tambahan

5.       - Danai UMKM untuk tambahan modal usaha


UMKM Harus Mampu Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19


  

  Pandemi COVID-19 membawa dampak sangat besar di berbagai sektor, termasuk ekonomi. Namun, dampak virus Corona ini juga dapat menjadi kesempatan bagi Anda untuk menciptakan peluang usaha sendiri yang bisa dimulai di masa sulit ini. Saat ini perilaku belanja masyarakat semakin mengarah pada layanan daring untuk memenuhi kebutuhan dan mengurangi transaksi luring. Terbukti dari hasil riset Kantar pada Februari 2020 yang menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas belanja daring sebesar 32 persen karena perubahan perilaku masyarakat yang mengurangi aktivitas di luar ruangan.

    cara untuk memulai dan mempertahankan UMKM di tengah pandemi Covid-19

1.       - Lakukan inovasi produk berdasarkan kebutuhan

2.       - Tetap perhatikan standar kualitas produk

3.       - Maksimalkan layanan pengiriman hari yang sama


Digital Solusi UMKM Bangkit Dari Pandemi COVID-19

    Sejak terjadi pandemi corona virus atau covid-19, terjadi pergeseran perilaku masyarakat dalam berbelanja berbagai kebutuhan dengan beralih ke sistem online, termasuk belanja kebutuhan sehari-hari. Tren perubahan ini pun harus diikuti para pelaku UMKM agar bisa survive, serta bisa terus berkembang di tengah pandemi serta berlangsungnya the new normal.

    Kondisi ini diakui memerlukan inovasi dan kreasi dari pelaku UMKM, untuk agar bisnis tetap jalan. Fenomena ini, mau tidak mau menuntut para pelaku UMKM untuk bisa menyesuaikan diti, merambah digital market.

    Dalam hal ini, perlu ada peran pemerintah untuk menjembatani hal-hal yang dihadapi oleh UMKM dalam menghadapi new normal ini. Misalnya terkait peningkatan kemitraan usaha antara usaha mikro kecil dan usaha menengah-besar terkait dengan pengembangan kapasitas usaha dan standardisasi serta sertifikasi produk.

    Peran pemerintah juga dibutuhkan dalam peningkatan kapasitas usaha dan akses pembiayaan. Termasuk di dalamnya adalah penyediaan insentif fiskal, penyediaan skema pembiayaan termasuk modal kerja serta pendampingan mengakses kredit atau pembiayaan.

    Covid-19 menciptakan banyak peluang usaha baru. Pertama adalah usaha yang meningkatkan kualitas hidup atau produk natural. Kedua, swasembada produk yang biasa diimpor.Ketiga adalah usaha yang mendukung bisnis lain yang sudah ada terlebih dahulu. “Contoh sambal kering sebagai pelengkap mie instan dan daur ulang sampah organik sebagai pupuk.

    Selain itu, upaya lainnya bisa dengan menciptakan sistem yang bisa diduplikasi untuk berkolaborasi di daerah lain. Hal tersebut juga sudah dilakukan Induk UMKM Indonesia di sejumlah daerah melalui pengembangan UMKM perkebunan kelapa. Ada beberapa produk UMKM yang bisa dikembangkan dari kelapa, misalnya kue, buah kelapa muda, virgin coconut oil (VCO), peternakan sapi, dan lainnya. Induk UMKM Indonesia juga mengembangkan UMKM Ecotourism atau mixfarming. Dalam program ini, pelaku UMKM tidak hanya mengembangkan satu produk semata, tapi bisa dikombinasikan dengan kegiatan usaha lain, misalnya bertani padi dengan memelihara ikan, beternak kambing dan wisata alam.


Kesimpulan UMKM Di Tengah Pandemi Covid-1

   

  ada tiga hal yang harus diperhatikan dan diperbaiki dalam upaya memperkuat UMKM, yaitu finansial, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan inovasi model pemasaran.

     Untuk finansial harus dipisahkan, mana yang bisa jadi modal dan yang sudah tidak bisa. Kemudian biaya produksi juga harus selektif, mana yang perlu diproduksi dan tidak. UMKM juga didorong harus meningkatkan pengetahuan yang luas serta memanfaatkan teknologi pemasaran yang ada saat ini seperti internet. Intinya, UMKM diharapkan dapat mengelola seluruh potensi yang ada dengan memperhatikan hulu dan hilir lebih jelas lagi.


Daftar pustaka :

https://economy.okezone.com/read/2020/05/19/320/2216657/tantangan-besar-umkm-di-tengah-covid-19

https://koinworks.com/blog/bantu-umkm-krisis-pandemi-corona/


https://www.itworks.id/29308/webinar-lkn-go-digital-solusi-umkm-bangkit-dari-pandemi-covid-19.html

https://www.ukmindonesia.id/baca-artikel/266

 

 


Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Dilema Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Tengah Pandemi Covid-19 Di Indonesia. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://bayangan-79.blogspot.com/2020/07/dilema-usaha-mikro-kecil-dan-menengah.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Niko - Minggu, 19 Juli 2020